ficlet · Series

[Ficlet Series] Eve For Adam 17

IMG_20160415_185024

Beside the story, I own nothing. All cast belongs to God and their family.

-dina-

.

.

Sooji berusaha membuka kedua matanya, pelan namun pasti bayangan wanita tua sedikit tambun berada di sampingnya terlihat nyata.

“Janice..”

“Ssh!” Janice menepuk punggung tangan Sooji, wajahnya meneduhkan sembari menatap Sooji yang kembali menangis. Tubuhnya bergerak tatkala Sooji berusaha duduk.

“Aku kakak yang buruk..” Kakinya ditekuk, wajahnya ditenggelamkan diantara dua lututnya. Sooji terisak.

“Tidak dear, kau tidak salah..”

..

Bahu Myungsoo masih setia mengapit ponsel yang masih tertempel di telinga kirinya yang masih tersambung dengan sang adik, tangan kanannya sibuk menata baju yang akan ia bawa kembali ke Toronto tiga hari lagi. Dua minggu yang lalu ia menerima kabar ayahnya membutuhkan dirinya untuk berada di sana. Hanna akan melakukan pertunangan dengan kekasih yang telah dipilihnya. Di sisi lain, ia sebagai anak yang baik sudah seharusnya meluangkan waktu mengunjungi keluarganya pasca sang ayah yang dirawat di rumah sakit satu bulan yang lalu. Lima tahun sudah ia meninggalkan Kanada dan menetap di Seoul. Banyak peristiwa yang ia lewatkan tentang adik-adik cantiknya.

Sooji belum memberinya kepastian apakah akan menetap di Busan atau bersamanya di Itaewon. Pembicaraan singkat mereka kala itu membuatnya berpikir ulang jika Sooji membutuhkan waktu menyendiri, menyelesaikan permasalahan keluarganya. Menata perasaan bersalah yang justru berpindah padanya.

“Sampai kapan kita seperti ini?”

Sooji bergeming, pandangannya kosong. Beberapa hari dilaluinya dengan susah payah. Mempersiapkan diri bertemu dengan Sunmi menjadi kegundahan tersendiri, sekalipun Sangmoon atau Janice mengatakan jika Sunmi dan ayahnya tidak akan mempersalahkan, namun harga diri Sooji tercabik. Berada diantara perasaan kecewa, menerima kenyataan jika semua orang menyembunyikan kebenaran ini dari dirinya, lalu pikirannya mulai melafalkan jika ini kesalahannya. Jika saja ia tidak mengenal Yoon, maka semua ini tidak akan terjadi.

“Eve?”

“Kau tidak pernah berada di posisiku..” Sooji menegakkan kepalanya, menatap nanar Myungsoo. Baginya lelaki Kim yang berada dengannya saat ini sudah selayaknya malu memiliki kekasih penyebab kekacauan di dalam sebuah keluarga yang memiliki masa lalu kelam. Lalu semua bertumpuk ketika ia tahu jika Myungsoo mengetahui masa lalu ibunya. Sebuah aib yang berusaha ia simpan rapat-rapat.

“Aku tahu ini sulit bagimu, tapi bisakah kau sedikit berkompromi?”

“Kompromi? Kompromi seperti apa?”

Myungsoo menghela nafas panjang. Untuk kali ini ia ingin dimengerti oleh Sooji, saling mengerti tepatnya. “Berkompromi dengan kami. Sunmi, ayahmu, aku..”

Sooji menggeleng pelan, perasaannya kembali kerdil, terpenjara dalam pikiran buruknya.

“Kuantar ke Busan. Aku akan membantu menjelaskannya pada ayahmu..”

Senyap. Sooji mulai menimbang jika pekerjaan yang ia lakukan menjadi semakin sulit sehingga jalan satu-satunya adalah mengambil cuti panjang. Namun karena aturan pekerjaan yang mengikatnya, ia tidak mungkin mengambil cuti panjang. Surat pengunduran diri telah ia persiapkan sekalipun para sunbae mempertanyakan mengapa ia harus mengundurkan diri.

“Ji?”

“Salahkah aku jika bertanya?”

“Tentang?”

“Seberapa besarkah tekadmu menerimaku? Aku jauh dari sempurna. Sedangkan kau..” Sooji mengangkat kedua tangannya, menatap sayu presensi Myungsoo.

“Aku terlalu sempurna? Itukah yang menjadi ganjalanmu selama ini?”

Sooji mengangguk, lalu tersenyum samar. “Beri aku waktu, aku tidak ingin mengecewakan siapapun. Bisakah?”

Myungsoo tahu jika Sooji tengah membuat jarak diantara mereka. Pikirannya sedikit bimbang, apakah mempertahankan hubungan yang sulit ini menjadi pilihan yang baik. Ia tidak sesempurna pandangan Sooji selama ini. Jika harus jujur, ia mungkin akan mengalami kendala mendapatkan restu sang ibu, mengingat Nyonya Kim yang cukup selektif memilih calon menantu kelak. Namun ia siap, kesiapan yang telah ia susun ketika pertama kali mendengar cerita yang bergulir dari bibir Sunmi ketika konseling kala itu.

“Eve, maafkan aku..”

Sooji beranjak dari tempat duduknya, tubuhnya ia hadapkan pada tubuh Myungsoo. Perlahan tangannya terulur pada bahu kekasihnya. “Untuk?”

“Kemarahanku saat itu. Tidak seharusnya aku mengikuti emosi, aku tahu hanya Sangmoon yang berhak memukul Yoon. Aku hanya mempertahankan apa yang menjadi milikku.”

Sooji meletakkan kedua telapak tangannya pada pipi Myungsoo, mendongakkan pandangan kekasihnya yang tengah duduk di hadapannya. “Apa yang harus dipersalahkan? Kau telah melakukan apa yang seharusnya pria lakukan. Jika suatu saat keluarga Cho mempermasalahkannya, aku akan mengatakan jika akulah yang harus bertanggung jawab. Bukan kau ataupun Sangmoon..”

“Eve?”

“Bukankah itu gunanya keluarga? Aku akan melindungi kalian, dengan caraku..”

Myungsoo menatap wajah penuh kelegaan Sooji, meskipun hanya tersirat.

“Aku menyayangi kalian. Sekarang biarkan aku menyelesaikan kekacauan ini..” Sooji tersenyum kecil, tangannya menarik kepala Myungsoo untuk berada dalam dekapannya. “Maaf..”

Myungsoo menggeleng, kemudian ia melingkarkan kedua lengannya pada tubuh Sooji. Hal yang selalu dilakukannya pada Sooji kini ia terima. Sooji mencium puncak kepalanya, bergumam jika ia baik-baik saja.

“Aku akan menunggumu, Eve..”

Myungsoo meletakkan koper yang telah siap akan ia bawa nantinya. Kembali ponselnya berdering, sebuah panggilan yang ia tunggu sedari tadi. Sang Eve.

“Yeoboseyo…”

Lesung pipi tercetak di wajahnya, ia mengangguk kecil sembari menatap jendela kamar. “Gidaryo, aku akan menjemputmu nona!”

——

Nyonya Cho duduk dalam diam, kedua tangannya ia tangkupkan, pandangannya tertuju pada tubuh putranya yang tengah tidur dengan tenang di atas ranjang. Pagi tadi pendeta Shim telah mengunjungi mereka. Tanpa ia berada di sisi Yoon, putra satu-satunya terdengar bergumam dengan nada penuh penyesalan. Menceritakan apa yang menjadi kegundahannya saat ini, pengakuan dosa kesekian kalinya.

“Mengapa ini terjadi pada kami?” Nyonya Cho menundukkan kepalanya, sayup-sayup terdengar suara suaminya masih berbicara panjang lebar dengan pendeta Shim. Bukan perkara mudah menerima kenyataan perilaku amoral putra satu-satunya, kini ia hanya bisa pasrah.

“Ya Tuhan! Apa yang terjadi padamu Yoon Jae-ya?” Nyonya Cho berjalan cepat menghampiri tubuh putranya ketika ia melihat tubuh penuh luka terhuyung memasuki ruang keluarga. Semalam Yoon tidak pulang, dan pagi ini ia dikejutkan dengan kehadiran berantakan yang membuat siapapun miris.

“Aku tidak apa-apa eomma. Ini hanya kecelakaan kecil.”

“Tidak mungkin hanya kecelakaan. Katakan padaku, apakah kau mabuk?”

Yoon menampik uluran tangan ibunya, nafasnya telah kembali tenang, darah kering menempel di wajahnya, sama dengan ujung kemeja yang telah berubah warna. “Aku tidak apa-apa. jangan halangi aku.”

“Kau mau kemana?”

“Kamar, aku lelah..”

“Yya! Apa terjadi padamu sebenarnya?” Nada suara Nyonya Cho mulai terdengar gusar. Orang tua manapun pasti akan mempertanyakan apa yang terjadi ketika anak mereka terlihat mengenaskan dengan banyak lebam di wajah.

“Sudah kukatakan aku kecelakaan, eomma..” Yoon menyeret jaketnya menuju kamar.

“Baiklah jika kau tidak mau mengaku, aku akan menghubungi pamanmu. Dia yang akan mencari tahu siapa orang brengsek yang telah melukaimu!” Nyonya Cho bergegas mengambil ponselnya, namu sesaat kemudian sebuah tangan menahannya.

“Eomma..”

“Dengar Yoon, semua akan kubereskan. Kau istirahatlah..”

“Eomma..” Suara Yoon tertahan, demi Tuhan untuk kali ini biarkan ia sendiri, tanpa campur tangan dan pertanyaan keluarganya. Ia ingin kebebasan.

“Dengar Yoon!” Nyonya Cho mengangkat telapak tangannya, mengisyaratkan agar putra satu-satunya diam dan menurut padanya. “Yeoboseyo..” kembali ia hendak meneruskan misi penyelidikannya ketika sambungan di ponselnya terjawab.

“Geumanhe eomma!” Jemari Yoon merebut ponsel ibunya, dengan cepat memencet tombol off dan melempar sang ponsel ke sembarang arah.

“Omo Yoon!”

Yoon Jae berusaha mengatur nafasnya yang kembali berpacu, “Cukup!”

“Yya! Kau berani pada ibumu?”

Yoon memalingkan wajahnya, dadanya kembali naik turun. “Aku ingin sendiri, jangan mengangguku eomma. Kumohon!”

“Tapi..”

“Cukup eomma, aku telah dewasa. Bisakah kalian tidak memperlakukanku seperti anak kecil?”

“Hei, apa maksudmu?” Nyonya Cho melayangkan tatapan tidak sukanya. Ia berpikir jika selama ini mereka berdua telah berlaku baik sebagai orang tua. Sikap yang wajar jika mereka menginginkan yang terbaik bagi penerus keluarga satu-satunya.

“Aku ingin sendiri..”

Nyonya Cho naik pitam ketika putranya berjalan meninggalkannya. “Dengarkan eomma, kau anak baik-baik, tidak ada gunanya memikirkan keluarga Bae. Mereka tidak sebanding dengan kita!”

“Cukup!” Yoon Jae mengedor pintu kamarnya, matanya memerah.

“Cho Yoon Jae! Kau berteriak pada ibumu?”

Yoon Jae berjalan cepat ke arah ibunya, kedua tangannya mengguncang bahu Nyonya Cho. “Berhenti membahas keluarga Sooji. Mereka tidak seburuk itu!”

Nyonya Cho berusaha melepas genggaman tangan Yoon Jae di bahunya, “Mereka tidak selevel dengan kita. Terima kenyataan itu!”

“Yya!!” Teriakan Yoon menggema di seluruh ruangan, memaksa para pelayan menghampiri mereka.

Kembali Nyonya Cho berjengkit kaget, tubuhnya mendadak gemetar mendengar putranya berteriak berkali-kali. Tangannya ditampik kasar ketika mendekati tubuh Yoon. “Yoon Jae, apa yang terjadi padamu?”

Yoon menggeleng berkali-kali, tangannya menolak siapapun yang ingin mendekatinya. Gumaman demi gumaman terdengar menyayat hati. “Aku jahat eomma, aku jahat. Aku tidak sebaik itu. Aku brengsek, aku pria brengsek! Aku mahluk yang memalukan, aku..aku..”

Nyonya Cho tampak bingung, pelayan mulai menutup pintu rumah mereka. Menyaksikan tuan muda yang tampak frustrasi. “Yoon, astaga ada apa denganmu nak?”

“Aku tidak pantas dikasihani eomma!”

“Ya Tuhan..” Nyonya Cho ikut bersimpuh di hadapan tubuh putranya yang terpuruk di tengah ruang keluarga, disaksikan para pelayan yang sama tidak tahu menahu seperti dirinya.

“Aku pemerkosa…” Lirihan Yoon Jae sanggup membuat jantung Nyonya Cho seakan berhenti berdetak. Tangannya menutup bibirnya yang terbuka dengan sendirinya.

“Tidak, katakan ini tidak benar..” Nyonya Cho menggeleng berkali-kali, kedua kakinya lemas seketika.

“Aku jahat eomma…”

——-

Sunmi tersenyum menyambut kedatangan kakak yang ia sayangi. Stasiun Busan yang cukup lenggang menjadi saksi jika semua pikiran Sooji tidak terbukti. Kedua lengannya ia buka lebar-lebar, memeluk tubuh mungil sang adik yang tidak lagi berwajah semuram satu bulan yang lalu.

“Eonni, bogoshippo..”

Sooji berbisik, mencium pipi adiknya berkali-kali. “Naddo..”

Tuan Bae tersenyum lembut, kedua tangannya ia lingkarkan pada tubuh Sooji dan Sunmi. Lalu mengacak rambut hitam Sangmoon yang berada di belakang tubuh Sooji. “Selamat datang anak-anakku!”

Sangmoon mengusap pelan punggung ayahnya, lalu menggeret koper miliknya dan milik Sooji.

“Bagaimana kabarmu Mimi?” Sooji mengeratkan genggaman tangannya pada Sunmi, wajahnya berubah penuh kelegaan. Keputusannya telah benar kali ini, berusaha meninggalkan masa lalunya di Seoul. Memulai kehidupan baru di Busan bersama keluarga kecilnya, entah sampai kapan.

“Kau ijin Sangmoon-ah?”

Nde appa. Ah iya tanda kelulusan Sunmi telah noona ambil.”

Jinca? Bagaimana nilaiku?” Wajah Sunmi berubah penuh harap-harap cemas, kedua tangannya diletakkannya di kedua pipinya yang mulai tampak menggembul.

“Kau sama hebatnya denganku!” Timpal Sangmoon dengan wajah ceria, bangga akan kepintaran saudari kembarnya.

Jinca!” Sunmi bertepuk tangan kecil, wajahnya seakan tidak percaya mendengar kalimat demi kalimat Sangmoon yang menceritakan dengan detail nilai yang ia peroleh, tanpa memperlihatkan ijasah kelulusan Sunmi. Mereka akan melihatnya nanti sesampainya di rumah.

Sooji tersenyum kecil, sebelah tangannya memeluk pinggang ayahnya. Membiarkan kedua adiknya berceloteh ringan sepanjang perjalanan mereka menuju rumah yang dulu pernah mereka tinggalkan.

“Seperti apa rumah kita?”

Tuan Bae mengelus surai belakang Sooji, “Masih sama indahnya seperti dulu.”

Sooji mengangguk, senyum kembali ia tampakkan. “Aku akan memasang foto eomma di atas piano. Appa tidak keberatan ‘kan?”

Tuan Bae menggeleng. “Kau boleh memasang foto ibumu dimanapun..”

——-

Myungsoo tertawa kecil ketika Hanna dengan kikuk menyematkan cincin pertunangan di jari kekasihnya. Siang yang cukup hangat kota Toronto menemani semaraknya pesta pertunangan Kim Hanna yang genap berusia enam belas tahun. Bertunangan di usia yang sangat muda menjadi keputusan terbesar yang pernah adiknya ambil, menjalin komitmen di usia yang masih terbilang remaja.

“Dia benar-benar melakukannya dad!”

“Hem, Hanna mampu meyakinkan ibumu untuk merestui pertunangan mereka.”

“How come?”

Tuan Abram tersenyum, lalu menepuk dadanya. “Aku hanya membantunya meyakinkan diri jika sebuah pilihan harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Aku yakin Hanna mampu melakukannya.”

“Sedewasa itu dalam waktu singkat?”

Tuan Abram tergelak, “Kau ini melihat Hanna terakhir ketika ia masih duduk di bangku middle school. Banyak yang terjadi selama kau di sana, son..”

“Arra..”

Cheers! Terdengar suara koor anggota keluarga menyambut kebahagiaan Hanna dan Alan sang kekasih berkebangsaan Kanada. Lalu sang ibu terlihat menghapus air mata, menatap wajah Hanna dan memeluk tubuh Chiril sang adik bungsu.

“Kemarilah!” Jemari sang ibu mengibas pada Myungsoo, memintanya mendekat.

“Aigoo..” Myungsoo memeluk erat tubuh Hanna, memberinya godaan seperti yang selalu ia lakukan ketika mereka saling menelepon. “Kau telah dewasa, huh?”

Hanna menegakkan tubuhnya, menatap tajam sang kakak yang tidak pernah berubah memandangnya seperti anak kecil, lalu tertawa kecil. Kepalanya ia miringkan, sorot matanya teduh menurun dari sang ayah. “Kapan kau akan menyusulku, oppa?”

Myungsoo mengulum senyum, melirik sang ibu yang menatap ia dan sang adik. Seakan-akan tahu apa jawaban sang ibu, Hanna berteriak sembari melompat kecil ketika Nyonya Kim menepuk pelan pipi Myungsoo, kemudian berjalan meninggalkan mereka.

“Is it true?” Mata Hanna berbinar, ia tidak sabar bertemu langsung dengan Eve yang selalu diceritakan kakaknya akhir-akhir ini.

“Kau tidak boleh mendahuluiku nona manis.” Myungsoo mencubit pipi Hanna, lalu menatap tubuh Alan yang sibuk dengan jas yang membuatnya kepanasan.

Oh My Gosh! Alan!” Hanna memekik kecil, lalu menghampiri tubuh kekasihnya, berbisik sembari tertawa kecil. Tampak Alan mencari gelas untuk ia angkat, mengisyaratkan jika ia mengucapkan selamat atas keberhasilan calon kakak iparnya yang telah menemukan tambatan hati.

“Congratulations!” Tuan Abram mengacak pelan rambut putranya, meninju pelan perut Myungsoo.

“Thank’s dad..”

..

“Seharusnya kau membeli yang agak besar!”

“Hanya tinggal ini. Lain kali aku akan membelikanmu yang lebih besar dari ini. I’ll promise!”

“Payung yang besar setidaknya cukup untuk kita bertiga..” Sooji berceletuk ringan, wajahnya menatap rintikan air hujan di awal musim semi yang tiba-tiba turun. Memaksa Myungsoo membeli payung di toko kelontong terdekat.

“Bertiga?”

Sooji mengangguk, lalu pandangan keduanya bertemu. Sooji seolah-olah menempatkan seseorang diantara mereka. “Jika kita memiliki payung yang lebih besar, aku, kau dan Vir tidak akan kehujanan..”

“Vir?”

“Hem, Vir. Di sini..” Mata Sooji tertuju pada ruang kosong diantara mereka berdua.

Kembali hati Myungsoo menghangat, ia tahu apa yang Sooji maksud. Sosok mungil yang mungkin akan menemani hari tua mereka. “Ada berapa Vir nantinya?”

Sooji tampak berpikir, lalu mengangkat jemarinya. “Tiga?”

Myungsoo menggeleng, “Lima!”

“Aigoo..” Sooji menepuk lengan Myungsoo, membalas tatapan menggoda kekasihnya.

“Eve..”

“Hem?”

“Kau akan menungguku ‘kan?”

Sooji mengangguk, kali ini ia lebih mudah terbuka. Perpisahan mereka tidak akan lama, ia akan berada di Busan sementara waktu, dan melepas Myungsoo ke negara keluarganya bertempat tinggal. Masa yang mungkin akan ia rindukan nantinya.

“Hei, hujannya sudah reda. Ige mwoya..”

Lalu tampak semburat pelangi di langit kota Seoul, menemani langkah ringan mereka menuju Daissy Classy. Tempat mereka bertemu kembali setelah belasan tahun berpisah, dan Janice telah menunggu dengan appeltart kesukaan sang Adam.

TBC

Tinggalkan alamat email kalian. Terima kasih!!

50 thoughts on “[Ficlet Series] Eve For Adam 17

  1. next part end kah?
    akhirnya semua sudah di lalui..
    sunmi sudah bahagia dengan pilihannya yang menjauh dari yoon jae. sooji yang sudah mengetahui semua dan shock nya ilang. namun digantikan sama rasa kangen ke myungsoo wkwkkw…
    myungsoo sudah meyakinkan ibunya kah? Apa di next part myungsoo akan meyakinkan.
    16 sudah bertunangan aku yg 18 masih jomblo hm… heheh *malah curhat*
    semangat kak…..

    Liked by 1 person

  2. Jajaaaannnn…

    Badai sudah terlewati, jadi pengen berPuisi (bikin puisilah setelah ini) hemm…

    Aku mau ngengomentari babak flashback kedua yg berisi percakapan Sooji dan Myungsoo. Suka bgt!! aku suka cara mereka berkomunikasi, kalimat2nya cozy sangat.

    Pelangi selalu indah bagi penikmatnya.

    Aku suka hampir semua karakter yang ada disini, kenapa? tiap castnya mewakili karakter yg bisa dijumpai disekitar. meskipun dibeberapa bagian tidak terdramatisir.

    Untuk Yoon, ahh kasihan sekali anak ini. Orang tuanya seolah memperlakukannya sebagai produk, bukan anak. Seperti dirinya bukan miliknya sendiri, bahkan levelnya pun ditentukan oleh orang tuanya (level, emang kripik :D).

    Aslinya aku melihat kesalahan yg dilakukan Yoon adalah kegagalan orang tuanya, bagaimana tidak jika orang tuanya menuntut putranya untuk membuat mereka bangga.

    Aku suka cerita semacam ini, inspiratif. Memberikan pesan kebaikan tanpa menggurui.

    tapi eon, aku tatap blm bisa bilang daebak ya 😀

    Ps: Sayang sekali orang2 yg membacanya tapi tidak menangkap pesannya. Untung aku baik hati menjabarkannya hahahaah #kebiasaanMemujiDiriSendiri 😀 -ga papa ya eon, sesekali :p

    Rara.

    Liked by 1 person

  3. pada akhirnya sebuah permasalahan tetap ada solusinya seberat dan serumit apapun itu, ini salah satu moral value yang ak tangkap dari ff author ini. juga tidak lupa tentang ketulusan dan kegigihan si pria adam dalam ngejar cinta sooji,,, semua cast disini sama sama berjuang meskipun ada beda sudut perjuangannya. mau end kah?? baiklah saya tunggu karya menakjubkan lainnya.. lailieliza@gmail.com

    Liked by 1 person

  4. Akhirnyaaa dipost jugaaa, tiap hari bolak balik ke wp ini pengen liat udah ada ff yg dipublish belum, dan akhirnya hari ini dipublish juga, bahagianyaaaaaa #taburbunga wkwkwk
    Kirain mereka bakalan berpisah karna suzy malu sma myung, ternyata nggk, syukur dehhhh kekeke~
    Wahhhh yoon dapat ganjarannya begitupun org tuanya yg terlalu mengagung agungkan martabat mereka yg nyatanya tak sesempurna itu, keluarga yg bermartabat tpi nyatanya karna keegoisan merekalah yg membuat mereka hancur, menyedihkannnn
    Myung udah meyakinkan ibunyaa, ahhhhh leganya kirain ibunya lgi yg bakalan jdi penghalang hubungan mereka ternyata nggk, legaaaaa hihihi
    Next chapter end kah?
    Minta pw nya Dina eonni, kirim kesini yaaaa 😀
    Email : rahmadinidevi@gmail.com
    Gomawoooo :*

    Like

  5. Maaf kynya aq bru koment d part ini deh… Soalnya aq ga ngikutin dr awal, mian… Bc part ini, ky apa yaa, susah ngejelasin, pokoknya suka aja, kynya perasaan myung, sooji, yoon jae dll bisa kerasa… Love it… Hrus bc dr part 1 deh,,,

    Like

  6. akhirnya semua sudah ada jalan keluar nya masing2.
    sunmi sudah bahagia dengan pilihannya yang menjauh dari yoon jae. sooji yang sudah mengetahui semua dan shock nya ilang. namun digantikan dengan myungsoo dan suzy sama2 ingin menenangkan pikiran nya. Apalagi suzy yang butuh waktu buat menata hAti dulu semenjak tahu tentang sunmi.
    Tinggal myungsoo yang jugau meyakinkan ommanya.

    Like

  7. Tarik nafaaaas. . . Buang. . .fiuuuuh
    Yeeeeayyy !!! Akhirnyaa satu demi satu masalah terselesaikan, sepertinya ini tanda2 mau end, seneng bgt akhirnya sooji mau terbuka dan tdk terus menerus nyalahin diri sendiri, memulai kehidupan baru di busan, dan pastinya membuka hati buat si adam, pokoknya next part kudu wajib ada moment manis mereka #maksa #plissss and jangan lama2 ya eonni, ditunggu, fighting !!!
    jhana2869@gmail.com

    Like

  8. Akhirnya..suzy bs nrima kenyataan itu
    Aq pkr sih bkln sulit ngyakinin ibumya myung buat mrima suzy..aigooo happy buat mrka

    Like

  9. bukan hanya kel. Bae tertimpa kemalangan, kel cho juga, anak satu2 nya y dibanggakan, ternyata…

    mungkin kyak gini kali yah hub orang dewasa “MyungZy, realistis, tdk cinta buta, ada orang lain y harus dipikirkan…

    karena ficket… ehhh udah tbc

    Like

  10. sooji sempet menduga kalau mimi bakalan marah trus kecewa sama sooji. padahal kan nggk. itu hanya perasaan bersalah sepihak sooji ajaa…

    myungsoo….sooji. ak tunggu kebahagiaan kalian 🙂

    Like

  11. oohhh,, apakah mw end?
    ksian ma yoon
    akhir’y sooji bs melepaskan diri dr rasa brsalah,, dan eomma myung mulai restuin,, smoga cpt dresmiin deh,,

    maaf ka dina komen aku x ini pendek nd gaje,, lg lemburr mlm2 gini nd otakk aku lg mandekk,,
    email aku dindaferrina@yahoo.com

    Like

  12. Salut dengan ketegaran dan kebesaran hati Sooji dan keluarganya, setelah melalui cobaan yg begitu berat dan bertubi-tubi, tp mereka masih bisa bangkit dan berusaha meraih kebahagiaan mereka kembali… semoga setelah semua ini, benar2 hanya kebahagiaan yg menghampiri keluarga Bae…
    Selalu ditunggu next partnya, gomawo author 🙂
    atikasyanri88@gmail.com

    Like

  13. Akhir’nya di lanjut’in juga cerita’nya .
    Akhir’nya sich sunmi memulai kehidupan yang baru.sich myungsoo udah meyakinkan ibu’nya ,aku kesihan lihat suzy sudah mengetahui semua’nya
    Semoga aja nanti berakhir happy ending 🙂
    Ka dina ini email aku : bangj9846@gmail.com

    Like

  14. akhir x semua sdah slesai , penderitaan sdah ber,akhir saat x mencpai kebahagiaan , sooji dan kluarga brhak hdup hbgia, sunmi sdah smbuh dri skit x, tnggal yoon yg mnderita, dan saat x sang adam melamar nona eve untk menikah, ibu myung udh mrestui sooji, entar myungzy t nggal d mna klo dah nikah ? g sbar nunggu vir lhir k dunia dn lengkap lah sdah, bingung mo ngmong apa, inti x cerita x bgus bnget , next x tnggu

    Like

  15. Wah udah mau end ya. Keren bgt ceritanya thor. Ngga sabar sm moment myungzy kedepannnya. Tak pikir myungsoo bakal ninggalin suzy eh ternyata suruh nunggu. Jngn lm2 Ya thor ngepostnya ditunggu lho thor. Fighting
    Email aku
    Dianzyel@yahoo.com

    Like

  16. Syukurlah sunmi bahagia dibusan. Moga kluarga suzy bahagia disana. Dan astagah blm nikah udah bahas anak saja. Hahahhaha
    But… masa lalu ibunya eve gimana??? Hmmm masih penasaran… lanjut authorim… makasih dah mau share ff keren.

    Like

  17. Next part bkalan end y oen???
    Yah syedih deh…
    Stiap kali aku buka emeil, ff ini sllu setia jdi dftar tunggu aku..
    Hmmm… Ga bisa nahan senyum haru, akhirnya badai brlalu jga..
    Gwenchana, km hebat yoon, mskipun km slah km udh bisa mngakuinya, lngkah awal utk mnjadi lbih baik adlh dg mnyadari ksalahan & kkurangan qta.. Smga km bsa mnjadi pribadi y lebih baik 🙂
    Ciee chukkae bwt myungzy yg udh dpet jlan terang bwt masa depan mreka, jdi pnasaran gmna cra myung bujuk oemmanya bwt nerima sooji mngingat oemmanya myung selektif bgt. Aku rasa smua oemma y kya oemmanya myungsoo..
    Selamat bwt mimi yg udh bisa mlewati masa” sulitnya..
    Aigoo…
    Happy ending keutchi???
    Setidaknya, rumitnya mslah yg mreka hadapi mmbawa kbahagiaan yg layak bwt mereka dpatkan…
    Ini email aku oen,
    trisusantii254@gmail.com
    Gumawoyo bwt ff super daebaknya..

    Like

  18. next part sudah end? gga kerasa ^^

    seneng banget karna sooji udah bisa terbuka sama myung, biarpun sekarang ini mereka lg pisah, tp jelas hubungan mereka sudah lebih dalam dr sebelumnya.
    keadaan sunmi juga udah jauh lebih baik, disusul sangmoon & sooji, keluarga bae bisa memulai kembali semuanya dari awal di Busan.
    sedangkan yoon, menurutku dia pantas terpuruk. . sedikit jahat mungkin, tp yaa dia pantas mendapat balasan. penyesalan seumur hidup yg akan ia tanggung, serta rasa malu bersama keluarganya.

    ini hanya tentang menerima dan memaafkan, dan semua itu dimulai dari diri sendiri. .

    Like

  19. Yyeiooooooo

    Semua nya menuju happy ending … Daebak

    Sunmi terlihat jauh lebih dari kata baik.
    Yoon—– , menyesal huh .. Bagus untukmu , tampan.

    Myungsoo ….. Pria tercintaku … Hueeeee aku mencintaimu , kkkkkkkkk

    Sooji …… Eiiiii …Sudah bahas ** 3 \5 vir …. Aku tebak ITU baby , where the language came from ?????????

    Like

  20. aah akhirnya masalahnya beres. semua sudah selesai. badai sudah berlalu, saatnya move on menata kembali kehidupan agar bisa jadi lebih indah dan bermakna untuk mereka keluarga bae. adam dan eve akan berpisah lg tp hanya sebentar, sementara, g lama lama.
    vir?? aigoo suzy bikin myung senang, udah ngebayangin ada anak diantara mereka. eh tg ny kim udah setuju kan ya? g ada halangan lg kan?
    nhiazun@gmail.com

    Like

  21. Yak ige mwoya aku terlambat teruus
    Part ini keren euy suka bgt sm flashback-flashback myungzy yg sweet
    Cinta mereka benar2 tulus aku bs merasakan itu tp mereka ga egois karena tau cinta mereka bukan hy untuk satu sama lain melainkan ada cinta untuk keluarga jg dan itu membuat ku belajar apa arti kehidupan #caelaaa
    Good job author Dina
    Jjang!
    Mau jg ya pw part akhirnya fauziarachmi15@gmail.com

    Like

  22. ahh~~~ akhrnya badai itu telah berlalu…ibarat kemarin puncak sekarang titik menuju turunnya.. banyak hikmah yg diambil dr FF ini .. apalagi poin keluarganya ,,bikin ngerasa keluarga itu berharga banget..
    siapa yg menolong saat kita sedang kesusahan selain keluarga?siapa yg saling menguatkan selain keluarga…
    keluarga myungsoo bikin iri.. adakah keluarga seperti myungsoo..
    dan ikatan kuat yg di miliki antara saudara dikeluarga bae bikin tersentuh,, membayangkan diri ini mempunyai adik2 seperti mereka, betapa bahagianya.. walaupun kehidupan mereka tidak mudah namun mereka mampu melewati bersama..
    dan sebenrnya kasihan juga sama yoon jae, sikapnya seperti itu karena keluarganya ..

    and akhirnya ngerti juga saat baca akhr part ini pertanyaan yg diriku tanyakan pdamu din.. 🙂

    Liked by 1 person

  23. Apa setelah kembalinya myung dari toronto myung akan segera menikahi suzy karena spertinya eommany myung telah merestui mereka,,,wah chukae
    Dan smoga keadaan sunmi semakin membaik hingga akhinya dia benar” sembuh dari trumanya

    Like

  24. Ahhh syukurlah semuanya baik baik saja..akhirnya yoon mengakui kesalahannya di depan eommanya meakipun tidak sedetail itu tp plg tdk eommanya tidak akan berpikiran macam2 lagi terhadap keluarga bae..
    Yeay myugsoo bakalan nyusul hanna buat meminang suzy dan sepertinya eomma myung telah memberi lampu hijau..semoga hubungan ini bakalan lancar..

    Like

Leave a comment