ficlet · Series

[Ficlet Series] Eve For Adam 15

eve adam 1Beside the story, I own nothing. All cast belongs to God and their family.

-dina-

.

.

“Aku akan pergi dengan appa besok pagi ke dokter Sam.”

“Kau telah memilih Sunmi-ya?”

“Begitulah, eonni bersamamu ‘kan oppa? Appa tampak marah, eottokhe?”

“Eonni-mu tidak ingin pulang malam ini, bagaimana? Apa aku harus memaksanya pulang?”

“Sebaiknya jangan, turuti saja permintaannya. Berharap dokter Sam akan membantuku besok pagi. Doakan kami..”

..

Myungsoo melajukan mobilnya menembus pekatnya kabut malam yang mulai turun menghiasi kota Seoul. Ponselnya sedari tadi memanggil nomor Janice namun nihil. Tidak ada jawaban di seberang sana.

“Aku tidak ingin pulang.”

“Waeyo?”

“Aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku saat ini..”

Myungsoo bukan tipikal lelaki yang mudah membawa seorang wanita menginap di kediamannya, bukan pula lelaki sangat baik yang membatasi diri. Dia hanya memilah mana orang-orang yang ia perbolehkan memasuki teritorinya dan mana yang tidak, terkecuali untuk Sooji.

Dirasa nihil menghubungi siapapun yang ingin ia jadikan tempat penitipan sementara Sooji, Myungsoo memutuskan untuk melajukan mobilnya menuju kediamannya. Setengah jam kemudian ia telah berhenti di depan kediamannya, membiarkan mesin mobil masih menyala lalu membuka pintu pagar. Lalu memarkirkan mobil di halaman depan, kembali mengunci pintu pagar. Sengaja membiarkan Sooji masih berada di dalam mobil dengan mesin yang telah ia matikan.

Klek!

Pintu teras telah terbuka, Myungsoo bergegas membalikkan tubuh namun sedikit terkejut ketika melihat Sooji telah berdiri di samping pintu mobil dengan wajah sembab. Jemarinya mengucek kedua matanya.

“Kau bangun?” Myungsoo menghampiri tubuh Sooji, mengambil alih pintu mobil dan menutupnya.

“Ini dimana?” Sooji setengah sadar mengedarkan pandangannya di sekitar. Suasana yang cukup asing baginya.

“Rumahku, ayo masuk!”

Myungsoo menarik pelan pergelangan tangan Sooji, menuntunnya masuk ke dalam rumah yang tidak begitu besar namun cukup nyaman. Sebuah sofa besar ditempatkan di depan televisi LED dengan karpet hangat di bawahnya selepas melewati ruang tamu dengan meja dan kursi kayu dan beberapa ornamen sederhana yang terkesan tua.

“Kau mau minum apa?” Myungsoo berjalan ke arah dapur, mulai mengamati isi kulkasnya.

“Tidak, aku hanya ingin tidur..” Sooji duduk di sofa empuk berwarna putih gading di depan televisi. Ia masih saja mengamati Myungsoo yang berjalan mondar-mandir keluar masuk kamarnya.

“Hanya ada dua kamar di rumah ini. Kau tidur di kamar tamu ya?”

Sooji bergeming, ia tidak bisa fokus berpikir. Ketika pertama kali membuka mata, ia hanya teringat ciuman yang diberikan Myungsoo padanya. Ciuman disertai pernyataan suka yang ia sendiri kelu untuk menjawab. Dan sikap diam Sooji disimpulkan secara sepihak oleh Myungsoo jika mereka telah resmi menjadi sepasang kekasih mulai malam ini.

“Eve?”

“Iya?” Sooji mendongakkan kepalanya, lamunannya buyar.

“Kau tidur di sana!” Myungsoo mengulurkan tangannya, mengajak Sooji untuk memasuki sebuah kamar yang bersebelahan dengan kamar Myungsoo.

“Aku di sini saja..” Sooji menggeleng cepat. Ia tidak butuh kamar tidur malam ini, yang ia butuhkan hanya tempat pelarian.

“Hei, aku tidak akan mengijinkanmu tidur di sini. Terlalu dingin!”

“Aku bisa memakai selimut..”

Myungsoo menghela nafas panjang, “Apa yang ada dalam pikiranmu saat ini?”

Sooji mengedikkan bahunya, tersenyum kecil kemudian. “Kau tidak mandi?”

Myungsoo tahu jika Sooji berusaha mengalihkan pembicaraan mereka, pun ia tahu jika memaksa Sooji untuk terbuka membutuhkan waktu. Adik kakak keluarga Bae ini hampir setipe, tertutup.

“Hem, aku akan mandi. Kau bisa pindah ke kamar jika ingin tidur, arra?!”

Sooji mengangguk patuh, lalu merebahkan tubuhnya ketika Myungsoo telah menghilang di balik pintu kamarnya.

Myungsoo bersiul kecil, kaos oblong dan celana panjang telah ia kenakan. Pandangannya teralihkan ketika sebuah panggilan tampak di layar ponselnya.

Daddy?”

Myungsoo tersenyum cerah ketika sang ayah menelepon, terdengar suara Hanna dan adik kecilnya berceloteh. Kim Hanna terpaut sepuluh tahun dengannya, sedangkan sang adik bungsu enam tahun lebih muda dari Hanna, otomatis Myungsoo menjadi anak tertua sekaligus teman mengobrol Tuan Abram.

“How’s your day Hanna?”

Lalu ia larut dalam kehangatan keluarganya, sayup-sayup Sooji mendengar obrolan Myungsoo dari dalam kamar. Tawa ringan, celotehan menggoda bahkan suara yang terkadang terdengar serius sedikit banyak didengar oleh Sooji. Perlahan ia seperti mendengar suara penyiar radio ketika Myungsoo membuka pintu kamarnya lebar-lebar. Lalu kedua matanya menutup sempurna, ia tertidur.

——-

Sunmi mengetuk pintu kamar Sangmoon, hanya kesunyian yang ia rasakan di dalam rumah mereka. Kesunyian yang diakibatkan karena keputusannya yang masih enggan menceritakan lebih lanjut permasalahannya. Ia hanya ingin dokter Sam menjadi mediator ia dan sang ayah yang mendadak merasakan pening selepas Sangmoon menceritakan jika Sunmi mengalami mimpi buruk beberapa bulan terakhir. Dan mereka masih menyembunyikan penyebab, berkata seolah-olah tidak tahu menahu dan menyerahkan pada dokter Sam untuk menjelaskan.

Bagaimanapun Sangmoon tidak ingin baik Sunmi maupun ayahnya mengalami anfaal. Mereka masih harus bersabar sampai esok tiba. Belum lagi keberadaan kakak perempuannya yang malam ini memutuskan untuk tidak pulang.

Sunmi mengatakan jika Sooji besar kemungkinan berada di rumah Janice karena Myungsoo mengatakan padanya akan membawa Sooji pada Janice. Dengan menahan rasa amarah dan kuatir, Tuan Bae memilih meminum obat pereda detak jantung dan tertidur setelahnya. Besok pagi ia harus bersiap untuk mendengar segala sesuatu yang selama ini disembunyikan ketiga putra-putrinya. Dan menunggu waktu esok pagi menjadi masa yang paling melelahkan baginya.

“Mimi?” Sangmoon menolehkan pandangannya ketika Sunmi memasuki kamarnya.

“Aku ingin tidur di sini, bolehkah?”

Sangmoon menatap sendu wajah saudari kembarannya. “Kemarilah!”

“Kau tidur di mana?”

“Aku bisa tidur di mana saja. Lagipula aku belum mengantuk..” Sangmoon mengambil kasur tebal, diletakkannya di lantai. Membiarkan Sunmi memakai ranjang tidurnya.

“Sangmoon-ah..”

“Hem?”

“Aku sayang kalian..”

Arra..” Sangmoon menepuk lengan Sunmi, memberikan rasa aman sementara waktu.

——–

Myungsoo mengamati wajah terlelap Sooji yang telah tertidur pulas di kamar tamu. Tanpa dirasakannya, tubuh Sooji telah dipindahkan Myungsoo menuju tempat yang lebih nyaman.

“Ji, kau harus kuat. Aku akan mencari keberadaan Yoon..”

Myungsoo mengusap pelan kelopak mata yang tampak sayu, tidak ada reaksi sedikitpun dari tubuh Sooji. Lelah pikiran dan tubuh membuatnya tampak seperti orang pingsan malam ini, hanya dengkuran halus yang keluar dari bibirnya yang sedikit terbuka.

“Kiyowo..” Myungsoo merebahkan tubuhnya di samping Sooji, mengamatinya lekat-lekat.

“Dad, aku sudah mengatakannya..” Myungsoo masih menempelkan ponsel di telinga ketika melihat Sooji telah tertidur di sofa panjang.

“Bagaimana?”

“Aku yang memutuskan, bukankah itu bagus?”

Tuan Abram terkekeh kecil, kelugasannya mengalir sempurna di aliran darah putra satu-satunya. “Lalu, kapan kau akan membawanya ke sini? Aku akan mengatakannya pada ibumu..”

Myungsoo menghelas nafas panjang, bukan perkara mudah mengatakan jatidiri Sooji dan keluarganya pada sang ibu yang cukup pemilih.

“Dad, aku ingin menceritakan banyak hal..”

“Why? Is it serious?”

“Hem, sangat..”

Tanpa Myungsoo melihatpun, ia yakin jika ayahnya mengetahui sesuatu yang pelik tengah terjadi.

“About her family?”

“Hem, can you explain it to mom?”

Myungsoo membuka kedua matanya, menyadari jika ia tidak seharusnya berada di sisi Sooji jika wanitanya tersebut membuka mata di pagi hari. Perlahan ia menggeser tubuhnya, berjalan keluar dari kamar dan memutuskan untuk merebahkan diri di sofa panjang.

“Mengapa dia yang harus kau pilih?”

“Karena aku mencintainya..”

“Cinta saja tidak cukup nak.”

“I knew it, tapi dia terbaik untukku, eomma.”

“Mengapa kau seyakin itu?”

Myungsoo tersenyum kecil. “Karena Eve hanya untuk Adam. Itu sudah tersurat dalam takdir sedari pertama manusia diciptakan oleh Tuhan.”

Nyonya Kim tergelak kecil di seberang sana, “Aku serahkan keputusan padamu, tapi apakah kau akan menikah dengannya atau tidak, persetujuan ada di tangan kami. Kau mengerti ‘kan?”

“Hem, sangat mengerti. I love you eomma!”

——

Yoon Jae mengamati kediaman rumah Sooji dari kejauhan. Satu minggu ini setiap pukul empat dinihari ia akan berdiri di depan gang menuju rumah keluarga Bae tersebut, lalu hanya terdiam tanpa kata. Dalam waktu dekat ia benar-benar akan meninggalkan Korea menuju Dublin selepas pengakuannya. Itupun mungkin akan ia urungkan jika keluarga Bae menuntutnya di pengadilan atas pelecehan yang ia lakukan. Ia siap dengan segala konsekuensinya.

Sejatinya ia berusaha menemui Sunmi berkali-kali namun wajah pucat pasi selalu ia temukan di sana. Sunmi yang akan lari dan menghindarinya. Bahkan yang membuatnya terkejut, Sunmi memasuki klinik dokter Hart beberapa kali. Sebuah beban besar semakin ia rasakan. Rasa bersalah yang ikut menghantuinya sama seperti Sunmi. Ketakutan jika sewaktu-waktu polisi menjemputnya paksa, membuat nama baik keluarganya tercoreng, meskipun kenyataan itu belum terjadi hingga saat ini.

“Mianhe..” Yoon Jae menundukkan kepalanya, dinginnya malam menembus mantel tidak ia pedulikan. Ia hanya ingin bertemu dengan Sunmi, secepatnya.

———

Sooji membuka kedua matanya, menggeliat pelan, menegakkan posisi duduknya. Selimut menutupi sebagian tubuhnya.

“Astaga..” Sooji mengusap wajah, bergegas menurunkan kedua kaki lalu berjalan keluar kamar. Matanya yang bulat menampakkan sorot heran saat menangkap sosok lelaki yang masih tertidur lelap di atas sofa yang seharusnya ia tempati semalam.

“Kenapa di sini?” Sooji berjalan mendekati sofa, kakinya melangkah kecil meminimalisir suara. Jam masih menunjukkan pukul 04.30 pagi.

“Myungsoo-ssi..” Sooji berdiri di samping tubuh Myungsoo, tubuhnya ia condongkan sembari tersenyum samar.

“Aku tampan ya?”

Omo!” Sooji terkejut ketika suara berat Myungsoo terdengar tepat di hadapannya. Myungsoo membuka kedua mata, mendudukkan dirinya, lalu dengan cepat tangan kirinya menarik tubuh Sooji untuk duduk di sebelahnya.

Buk!

Tubuh Sooji duduk sempurna di sofa, kemudian dengan sikap tenang, Myungsoo meletakkan kepalanya di atas paha Sooji.

Yya!”

“Hem? Aku masih mengantuk..”

“Aku mau berdiri Myungsoo-ssi, bisakah kau menyingkir dariku?”

Hening.

Satu.

Dua.

Tiga.

Empat.

Lima detik Myungsoo bergeming.

“Myungsoo-ssi!”

“Aku akan mengantarmu dua jam lagi. Keluargamu pasti cemas menunggumu..” Myungsoo mengusapkan wajahnya di paha Sooji, lalu berbalik terlentang. Kedua matanya menangkap binar malu mata Sooji dengan pipi merona.

“How cute!”

“Disgusting!” Protes Sooji.

Wae, apa yang menjijikkan? Aku hanya ingin berada dalam dekapan kekasihku!”

Kembali Sooji merasakan pipinya kian memanas, sungguh Myungsoo manusia ajaib. Manusia tergombal yang pernah ia kenal, manusia terlugas yang pernah ia temui, manusia yang sangat menyebalkan sekaligus melebihi kebaikan lelaki lain yang pernah singgah di hatinya. Kontradiksi yang selalu memainkan pikiran Sooji.

“Kenapa diam?”

Sooji mengamati wajah Myungsoo di pangkuannya, jemarinya terangkat mengelus spontan pipi Myungsoo. Lalu tiba-tiba –pluk, tepukan kecil ia berikan pada lelaki Kim yang sepagi ini berulah padanya.

“Ouch!” Myungsoo mengerucutkan bibirnya, pertanda protes. Namun bukan Adam si usil jika ia tidak berulah lebih menggelikan lagi. Menyelusupkan wajahnya menuju perut Sooji, melingkarkan kedua tangannya di pinggang Sooji selayaknya anak kecil yang merajuk enggan ditinggalkan.

Yya! Lepaskan!” Sooji berusaha melepas pelukan Myungsoo, bukan ini reaksi yang ia inginkan. Setidaknya Myungsoo seharusnya marah dengan tamparan kecil yang ia berikan tadi.

“Lepaskan Adam!” Sooji kelelahan, semakin ia berontak, semakin Myungsoo mengeratkan pelukannya. Perutnya merasakan geli luar biasa, bahkan bulu kuduknya ikut berdiri.

“Lepaskan…” Bahu Sooji melorot, ia kalah. Memilih untuk menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Kedua telapak tangannya ia angkat, menutup wajahnya yang tampak kecewa.

“Kau akan sama seperti lelaki buruk lainnya jika melakukan ini padaku..” lirihnya kemudian.

Myungsoo terpaku, tiba-tiba merasakan aura tidak nyaman. Perlahan ia melonggarkan pelukannya, lalu menarik kepalanya dari pangkuan Sooji. “Eve..”

“Kukira aku menemukan pria yang tepat, tapi sepertinya aku salah..”

Myungsoo membuka paksa telapak tangan Sooji, wajahnya berubah penuh penyesalan. “Kau marah?”

“Apa harus seperti ini? Kau bahkan berani menyentuhku tanpa meminta ijin. Aku berhak marah ‘kan?” Sooji menatap manik mata Myungsoo, menghujamkan kekecewaan di sana.

“Maaf..” Myungsoo menegakkan tubuhnya, “Maafkan aku, kau sangat berharga Eve. Melebihi apapun, aku tidak akan melakukannya lagi. I’ll promise!

Sooji mengatupkan bibirnya, perasaannya berubah meragu.

“Dengar, jika perlakuan ini tidak kau sukai, kau bisa menuntutku untuk menikahimu. Aku bersedia, bagaimana?”

“Eoh?” Sooji terkejut, lagi-lagi sifat asli Myungsoo kecil keluar.

“Bagaimana? Aku akan membuat pengakuan pada ayahmu, lalu kita akan segera bertunangan. Bukankah itu bagus?”

Sooji mendorong tubuh Myungsoo, memutar jari telunjuk di pelipisnya. “Kau gila!” hardiknya kemudian. Namun hanya kekehan kecil yang ia terima. Bayangkan baru beberapa jam yang lalu Myungsoo mengutarakan cintanya, dan kini mereka seolah-olah pasangan lama yang seharusnya akan menikah.

“Bagaimana Eve?”

“Aku lapar, kau punya apa?” Sooji menghiraukan tawaran Myungsoo, memilih menuju dapur.

“Kau membuat sarapan untukku?”

“Kubilang aku lapar, itu saja..” Sanggah Sooji.

Senyum terbit di wajah Myungsoo, seakan-akan mendapatkan lotere jutaan Won. “Aku juga lapar sayang. Kubantu masak ya!”

——–

Sunmi membuka pintu rumah mereka, pengantar susu biasa meletakkan beberapa botol di depan pagar rumah mereka. Jam menunjukkan angka enam, kabut tipis masih menyelimuti pagi. Tubuhnya ia bungkukkan tatkala mengambil botol demi botol susu, namun sayup-sayup ia mendengar suara langkah mendekatinya.

“Sunmi-ya..”

“Hem?”

“Sunmi..”

Tubuh Sunmi tiba-tiba menegang saat mendengar namanya dipanggi. Tanpa membalikkan tubuhpun, ia tahu siapa orang yang tengah mendekatinya kali ini.

“Sunmi-ya, bisakah kita bicara?”

Prang!

Sebuah botol susu lolos dari genggaman Sunmi, tubuhnya seakan kaku bergerak. Tidak, ia tidak ingin mendengar suara itu lagi. Suara yang membuatnya kembali pada dokter Sam.

“Kka!”

“Sunmi, maafkan aku. Dengar aku ingin berbicara pada keluargamu, kumohon!”

“Kka!” Dada Sunmi berdegup semakin kencang, pandangannya mulai kabur. Tanpa ingin melihat sosok yang sangat ia benci, Sunmi memilih lari dan menutup cepat pintu pagar kayu besar. Tubuhnya merosot seketika di balik pintu pagar.

“Sunmi-ya, kumohon. Aku ingin bicara..”

Yoon Jae mengetuk pelan pintu pagar kayu, nafasnya terdengar berat. Bagaimanapun ia harus membuang beban pikirannya atau ketakutan akan mengikutinya kemanapun.

“Pergi! Jangan ganggu aku!” Lirih Sunmi, ia semakin merasa terpuruk.

“Maafkan aku, kumohon beri aku kesempatan meminta maaf!”

Hening. Tidak ada jawaban dari balik pagar kayu. Pikirannya mulai kalut, Yoon Jae bergumam kecil, kakinya melangkah mundur. “Sooji, iya Sooji! Aku akan bicara pada kakakmu..”

Yoon Jae membalikkan tubuhnya, kegilaannya menuju puncak. Hanya satu yang bisa ia lakukan, menemui Sooji, apapun resikonya. Toh ia bisa membuat alasan mengapa ingin bertemu lagi. Tamparan, iya, ia siap menerima tamparan atau pukulan dari keluarga Bae. Hingga kemungkinan terburuk, tuntutan di pengadilan atas kasus pelecehan seksual.

Andwe! Andwe!” Sunmi menggelengkan kepalanya berkali-kali, ia tidak ingin Yoon Jae menemui kakak perempuannya. Semua yang ia susun akan runyam. Ia tidak ingin permintaan maaf Yoon Jae, ia hanya ingin pergi dari kota ini. Hanya itu, tanpa harus Sooji mengetahui penyebab ia trauma kesekian kalinya. Meninggalkan jauh-jauh kenangan buruknya di kota ini.

“Sangmoon, kumohon!” Sunmi dengan sisa kekuatan di kakinya, bergegas berlari menuju kamar Sangmoon. Mereka harus menghentikan Yoon Jae bertemu dengan Sooji, bagaimanapun caranya.

..

Kebaikan itu lahir dari hati, bergetar dari hati yang kemudian menggetarkan hati-hati yang lain. Hati-hati yang tulus memberi akan mudah diterima oleh hati-hati yang lapang. Hanya saja, kebaikan yang lahir hari ini semakin sulit dikenali. Entah apa yang terjadi pada hati manusia. Apakah dunia beserta segala kepentingannya telah membuat orang lalai pada hati mereka sendiri. Tidak mengenali perasaanya, sibuk memanipulasi perasaan untuk kepentingannya sendiri.

Semoga kebaikan-kebaikan itu kembali tumbuh bagai rumput, tidak mati begitu saja karena terinjak, terpotong, bahkan karena musim kering. Kalau suatu hari aku harus menentukan untuk hidup bersama siapa, aku hendak memilih dengan hati yang baik. Siapapun orangnya, siapapun itu yang memiliki hati yang baik. Dan kau salah satunya, Adam.

TBC

Source : Kebaikan Yang Hati-hati by Gunadi Kurniawan

42 thoughts on “[Ficlet Series] Eve For Adam 15

  1. Myungji makin sweet aja….apa yoon nekat mau nemui sooji…sebelum ketemu sama sooji dah di kebukin dulu ama sangmoon kali…moga ommanya myung bisa nerima sooji dengan keadaan keluarganya sekarang…
    Suka ama puisinya…makasih…
    Lanjut…

    Like

  2. niat yoonjae sebenernya udah baik karna udah siap minta maaf dan nerima konsekuensinya, tp kalo harus mengacaukan rencana sunmi dan bikin dia takut. . hem, aku gga bisa bilang itu salah sih.
    karna menurutku rencana sunmi itu macam sebuah pelarian, meskipun niatnya baik, gga pengen bikin sooji sakit hati. . tp justru kalo sampe sooji tau dr yoonjae, dia bakal lebih sakit lg, secara dia taunya dr oranglain, bukan dr keluarga sendiri. cuma yaa tetep aku jg gga bisa bilang ini salah, sunmi pasti udah kesulitan banget untuk ngasih tau ayahnya, apalagi ngasih tau sooji, bebannya pasti berat banget.
    hidup mereka udah cukup sulit, mungkin kesulitan sooji jg bakal bertambah soal restu ibunya myung.. kalo si pak abram sih kayanya oke2 aja yaa 🙂
    semoga aja ibunya myung gga terlalu mempersulit hubungan mereka, berharap yg terbaik. .

    Liked by 1 person

  3. Myungso makin sweet dan jahil…..
    yoon juga ternyata merasa bersalah dan terbebani. apa dia bisa mengakuinya sama suzy. Karna sebelum itu terjadi sunmu dan sangmoon tidak akan mengijinkan suzy mengetahuinya. Sunmi udah berusaha menutupi semuanya dari unni nya .
    Dan tentang keluarga myungso. Kayaknya ommanya kurang bisa menerima keinginan anaknya. Nggak kayak appanya yang semangat dengan hubungan eve dan adam

    Like

  4. Kyaaa rencana sunmi bisa gagal nih kalo sampe yoonjae nemuin sooji, aigooo sangmoon ayooo bantuin sunmi. . .
    Syuka bgt sm tingkah tengilnya myungsoo kalo lg godain sooji, doi tuh ya dosen killer yg aslinya jail dan modusnya setengah mati kkkkkk, ditunggu next partnya eonni, fighting !!!

    Like

  5. Akhirnya dipublish lagiii
    nggk bisa ngebayangi gimna reaksi Tuan Bae pas tau semuannya, berdoa aja semoga nggk jantungan dehhh kan tambah runyam keluarga mereka kalau itu terjadi
    OMG myung cowo gentle sumpah dia masih menghormati seorang perempuan, kalau sampe ada cowo kaya gitu sumpah bahagiannyaaa hidup sipasangannyaaa kekeke~
    Yaampun pagi2 myung udah berulah aja, tapi aku seneng bacanya sampe senyum2 sendiri #Blush
    kirain sooji baklan marah trs ngebenci myung, untungnya nggkk hehehe
    apa Yoon jae bakalan ketemu sooji nnti???
    Aaaarrgghhh next chapter ditunggu sekali kak Dina
    Fighting!!! 😀

    Liked by 1 person

  6. Memang penyesalan selalu datang terlambat, dan ini pun terjadi pada Yoon Jae… dan kalau sudah begini, hanya ada kata seandainya, seandainya Sooji tidak mengenal Yoon Jae, seandainya kejadian seperti ini tidak terjadi, seandainya Yoon Jae langsung meminta maaf waktu itu sehingga tidak sampai berlarut2, dan seandainya2 yg lain yg akan membuat mereka semua semakin terluka… bagaimanapun semuanya harus tau masalah ini termasuk Sooji dan keluarga Yoon Jae, dan mereka harus bisa melihat kenyataan yg sudah terjadi, sehingga masalahya bisa diselesaikan sampai tuntas…
    selain masalah ini, bagaimana dengan keluarga Myungsoo? apa tanggapan mereka untuk keluarga Bae nanti? apakah yg dialami Sooji dengan Yoon Jae akan terulang kembali? semoga tidak…
    Cerita yg sangat bagus, author selalu bisa membuat karya yg menguras emosi pembacanya, gomawo author 🙂

    Liked by 1 person

  7. Myungzy sosweet, dan tamparan lidah dari suzy langsung buat myung berfikir keras.
    Yoon menemui suzy memperburuk suasana. Meskipun yoon menyesalinya tapi tidak akan ada perubahan.
    Kelanjutannya ditunggu, semangat ya

    Like

  8. Sich sunmi berusaha menutupi semua’nya daru unni’nya .mudah2’an aja ibu’nya myungsoo merestui hubungan’bya dengan suzy

    Like

  9. Aduhhhh kluarga bae…kasian skli….berat bgt mslh mrka
    Myungsoo br pcrn sehari udah bkn suzy g nyaman hohoho pdhl momentny hrsnya lucu…saking suzy trlalu polos sih

    Like

  10. Myungzy makin sweet ajja,,
    semoga sooji bs buka hati’y,,
    apa yoonjae bakal cerita dluan ma sooji,,
    klo iy, aq pnasaRan bgt gmn reaksi sooji yg pst sakit hati bgt, tp apa dy bakal nuntut yoonjae,,

    agak miris liat yoonjae, org yg d’hantui rasa bRsalah mw ninggalin masalah dng kabur bgitu aja k’dublin dy psti ga tenang,,
    mk’y dy bRusaha dtg’n sunmi bwt mnt maaf,, tp kRna sunmi trauma dan slalu lari tiap ktmu yoonjae,, ky’y yoonjae udh mulai frustasi bwt mnta maaf mk’y dy cb cari sooji dluan,, tp ttp ajja adakala’y pRmintaan maaf yg tRlambat bs bR’akibat buruk,,
    dtunggu kLanjutan”y,,

    Liked by 1 person

  11. Aku komen ya, ehem…

    Waktu membaca paragraf akhir aku tau itu milik siapa, meskipun aku blm pernah baca dan suka. kira2 mas Gun sudah punya calon blm ya, #batuk

    Tuan Bae lumayan teekejut ternyata tapi percaya sih Ayah yang satu ini bijak, bisa dilihat dari sifat putra-putrinya. jelas sifat diwariskan melalui gen.

    Dan Yoon, kau sudah mendapatkan hukumanmu nak. Rasa bersalah adalah hukuman paling mengerikan dalam kehidupan. bagaimana tidak, kau dihantui perasaan kecewa pada diri sendiri dan itu sepanjang waktu.
    Aku ga bisa bilang si Yoon ini pengecut atau terlambat sih karna kupikir setiap orang memiliki prosesnya masing2 dan untuk Yoon merasa bersalah sudah menjadi ukuran bahwa dia bukan bajingan.

    Sunmi, anak ini kupikir dibeberapa saat bahkan lebih dewasa ketimbang eonninya. mungkin karena ia memiliki Sangmon disisinya yang mau mendengarkan suka dan dukanya.

    terakhir Sooji dan Myungsoo yang memiliki kepribadian bagai gunung dan laut. dan menariknya mereka ini saling melengkapi, disini seolah diajarkan bahwa perbedaan bisa dijembatani dengan saling mengerti dan membuka diri.
    meskipun kurasa didunia nyata sulit mencari pria sesempurna Myungsoo.

    tampan
    kaya
    berpendidikan
    dari keluarga bagus
    karir oke
    penyayang
    pengertian
    dan cerdas
    tambahkan lagi mau menerima Sooji dan latar belakangnya.

    Ada ga? kurasa ga ada.

    Tapi, bukan poin2 diatas yg harusnya menjadi poin dalam memilih karena kalaupun kita menemukan ada lelaki seperti itu yg menjadi pertanyaan adalah DIA MAU GA SAMA KITA hahaaha

    Ini hanyalah cerita, tapi memiliki pesan baik untuk yg membacanya. sayang sekali jika yg baca hanya terfokus pada kisah asmaranya terlebih momen Myungzynya padahal momen Myungzy bukanlah fokus cerita ini.

    ini sudah 2016 masa masih mau salah fokus hihi

    Rara

    Liked by 2 people

  12. omona myungg ckckkk jaiilnyya mintaa ampuun.. kkkk
    sooji hrs tw aigoo biiarr bagaiimanapunn …
    yoon jg spt sangat nyesell …

    Like

  13. ya ampun adam baik bgt sumpah. jgn smpai disia-siain. suzy kyak gitu aja udh marah padahal adam udh sbar bgt ngehadapinnya
    fighting adam selalu ada hal yang indah ketika kita tulus memberikan hati kita ke orang lain
    next chingu

    Like

  14. padahal myungzy moments nya daper banget… tapi reaksi sooji nya agak gimana gitu.. yoon jae parah banget nih sunmi sampe ketakutan gitu

    Like

  15. Gag tau mo komen apa. Yg pasti moga appa eve baik2 aja stelah tau semuanya. Gag mau liyat keluarga eve makin terpuruk. Dan miga eomma adam bisa merestui. Hiikz…

    Like

  16. Wah so sweet bnget myungzy, aq smpe snyum2 sndri bca hahaa efk mndalmi crita, tpi sooji x msih biasa2 aj ya, g kya myung yg mnunjukan perasahaan x lwat prlakun x, jdi klo myung ingn mnikah ama sooji hrus brhdapan sma eomma x yg agk pemilih, myung hrus mnyakinkan eomma x tntang sooji, si yoon berani jga dtang k tmpat sooji untk mminta maaf k sunmi, lbih baik dy g ush mncul lgi dr kluarga bae, sunmi jdi ketakutan , ntar klo yoon ktemu myung bsa di hajar lo ? apa yang sangmoon lakuin biar yoon tdak dpat brtemu sooji? mkin pnsaran d tnggu part slanjut x

    Like

  17. Sooji nya gak mau pulang. Tuan bae juga tampak marah, keadaan makin rumit. Seseorang coba hentikan yoon jae dong jangan sampai dia ketemu sooji.. Semoga permasalahannya cepat kelar lalu eomma myungsoo dapat menerima dgn baik kel. Bae

    Like

  18. Aigoo.. myungie so sweet banget sch… jadi envy.. kekek…
    nah loh.. yoon malah datang ke rumah sooji, gmn ya lw yoon cerita semuanya ke sooji…
    yoon bakalan di hajar myungie ni.. huaa.. penasaran……….

    Like

  19. Myungsoo manja plus usil ckckck… tapi tetep bikin meleleh. Baru jg jadian udh ngajak nikah aja xD
    Semoga eomma nya myung bisa nerima sooji.
    Yoon ternyata lumayan baik jg yah setidaknya dia punya niat minta maaf meskipun terlambat.

    Like

  20. yoon sepertinya tersiksa jg dgn penyesalan dan rasa bersalahnya terhadap sunmi dan suzy jg keluarga bae. mungkin ada baikx sangmoon yg jd penengah. bicara dgn yoon dan menyusun rencana agar tdk ada yg tersakiti.

    Like

  21. smga eommax adam bisa menerima eve apa adax apalg klu dia tau keadaan klrga eve yg sbnrx slalu dtnggu next partx

    Like

  22. gmn itu klo sooji tau trnyt yoon yg buat sunmi jd trauma, sooji psti tmbh trpuruk, beban hdup kluarga bae ini berat bngt, mslh terus dtang, mna ksehtan tuan bae jg tdk trllu sht, berhrp aj mslhnya cpt slesai

    Like

  23. Aku ga habis pkir, dina oennie tiap hari mkannya apa ya??? Soalnya stiap crta yg oennie bwt msti sllu srat akan makna yg artinya luar biasa…
    Aku juga salut sma komennya sarinarara yg WOW bgt.. Emg pnulis tuh hebat ya??? Bisa mnuangkan isi pmikiran mrka dg kata” yg pas dan mudah d mengerti tanpa harus brbelit”…
    Yah aku stuju bgt sma sarinarara yg blang d ff ini bukn hnya fokus k myungzynya, tapi lbih k isi dr crtanya, itu bner bgt..
    Mskipun aku pribadi lbih dpet feel klo castnya myungzy. #maklummyungzyshpper:D
    Tpi aku ga bisa mngabaikan klo emg karya” oennie tuh emg luar biasa bagus… Trlepas castnya myungzy atau yg lain.
    Joengmal gumawoyo bwt dina oenne yg sllu bisa bkin aku mngerti hal” lain d khidupan dg smua krya”mu oen..

    Liked by 1 person

  24. setidaknya yoon udah punya niat baik buat minta maaf dan juga dia udah menyesal selama ini… hmmm semoga kluarga bae mau memaafkan
    krn stiap orang punya hak untuk d maafkan hhe itu menurutku sii

    Like

  25. membaca ff ini sambil pulang di bis dan baru post komen saat ini karena baru beli kuota wkwkwk…. di bis pakek hp temen dan baru komen jam segini.
    yoon datang mau minta maaf? jika yoon datang dan minta maaf bisa dipastikan rencana yang sudah dibuat gagal. tapi apalah daya manusia memang hanya bisa merencanakan *wkwkwk*
    ih myungsoo sama sooji sudah lovey dovey aja nih. dan yang myungsoo menceritakan pada ibunya hahaha eve memang diciptakan untuk adam wkwkkw

    Like

  26. Makin runyam adj masalahnya
    Myung makin sweet adj sama sooji tapi sayang sooji nya masih tertutup efek patah hati kali yahh
    Aduhh si yoon jangan donk kasian atuh si sunmi nya masih ketakutan , gimana nih masa si yoon nemuin sooji ? Kan kasian keluarga Bae nya
    Di tunggu next partnya thor

    Like

  27. semoga kesabaran myungsoo berhasil dapetin sooji,, aigo si yoon gegabah g tau kputusannya bisa nyakitin orang sewaktu waktu. makasih buat moment myungzy yg sweet dan moodnya naik turun

    Like

  28. aigoooo….myungzy so sweet…walaupun suzy ga jawab tp perasaan sooji udah jelas….
    tinggal mslah yoon jae nih…

    Like

  29. makin kesini makin tegang yaa.. permasalahan sunmi mulai mencapai titik puncaknya..
    jadi penasaran apakah yoon jae dapat bertemu dengan sooji?dan apa yg akan terjadi saat sooji dan yoon jae bertemu?
    apakah sooji takut perasaan yg myungsoo berikan?, mengingat keluarga myungsoo dan keluarganya berbeda.. kukira kalau sooji ragu pun itu wajar, apakah hubungannya dengn myungsoo berjalan lancar?mengingat kisahnya dengan yoon jae yg ditentang keluarga kekasihnya dan berakhr dengn putusnya hubungan mrk..

    Like

  30. Myungsoo gentleman banget dia bicara dengan keluarga nya kalau menyukai sooji dengan segala kekurangannya.
    Adam & eve makin sweet aja meskipun sooji agak marah kkk

    Ternyata yoon jae punya etikat baik utk meminta maaf dengan segala konsekuensi yg nanti ia Akan terima,apakah dia masih mencintai sooji?

    Like

  31. Apa yoon jae benar” akan berhasil menemui suzy dan menceritakan semuanya?
    Senangnya kaerna myungzy sudah resmi pacaran tapi jika yoon jae mengakui semua kesalahnya apakah itu akan membuat hub myungzy terusik karena suzy sangat terguncang misalnya

    Like

  32. 😄😀myungsoo sama sooji bener2 kayak pasangan kekasih yg sudah lama dan berencana menikah.. hah sepertinya jg myung udah mengantongi izin dari kedua ortunya..syukurlah..
    Hadeuw..baru mau mulai diselesaikan ehh ai yoon nya tiba2 aja datang..dan mau menemui sooji pula.. gimana ini..semoga ada yg bisa menghentikan yoon.. atau kalupun engga.. sooji dan myung bisa nyelesaiin masalah ini.. hmm pelik…

    Like

Leave a comment